Apakah Penderita Buta Warna Bisa Berkarir di Penerbangan?

Penderita Buta Warna

Apakah Penderita Buta Warna Bisa Berkarir di Penerbangan?

Apakah Penderita Buta Warna Bisa Berkarir di Penerbangan? – Memiliki kekurangan dalam hal buta warna sebenarnya tidak cukup menghalangi seseorang dalam berkarir seperti di bidang penerbangan. Walaupun ada beberapa bagian dari maskapai penerbangan yang mensyaratkan bahwa seseorang yang menderita buta warna tidak bisa menjadi bagian dari maskapai penerbangan.

Akan tetapi ada beberapa pekerjaan di staff penerbangan yang bisa menjadi bagian dari maskapai penerbangan. Semua tergantung pada tingkat keparahan dan warna apa saja yang bisa atau tidak dikenali. Bahkan banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka buta warna sampai mereka melakukan pengecekan medis.

Untuk berkarir di penerbangan tentu biasanya ada tes buta warna yang menjadi salah satu syaratnya. Orang yang kekurangan warna cenderung bingung melihat beberapa warna atau mungkin saja benar-benar tidak bisa mengenali berbagai warna.

Setelah kamu mengetahui bahwa untuk menjadi staff penerbangan harus melewati tes buta warna, maka kamu juga harus tahu penyebab dari buta warna itu sendiri, diantaranya:

 

  1. Faktor Keturunan

Bagi orang tua yang keduanya pembawa gen buta warna, maka dipastikan anak perempuan mereka akan mengidap buta warna juga. Akan tetapi apabila sang ibu yang menjadi pembawa gen buta warna dan sang ayah memiliki penyakit buta warna, maka anak yang cenderung menderita buta warna adalah anak laki-laki. Sedangkan bila sang ayah menderita buta warna dan sang ibu tidak memiliki riwayat buta warna, anak mereka nantinya akan jauh dari penyakit buta warna.

  1. Usia

Seseorang yang bertambah usia juga akan mengurangi kemampuannya dalam membedakan warna. Faktor usia memang sangat berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh, salah satunya adalah mata.

Baca: Cara Menghadapi Kondisi Darurat di Pesawat

  1. Penyakit

Buta warna juga disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti Alzheimer, Parkinson, leukemia, diabetes, anemia dan lain sebagainya. Dari semua penyakit tersebut menyebabkan kondisi tubuh melemah, bahkan kemampuan untuk membedakan warna akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

  1. Efek Samping Pengobatan Tertentu

Buta warna juga bisa disebabkan oleh efek samping dari suatu pengobatan tertentu. Pengobatan tersebut seperti klorokuin, sildenafil, dan digoxin. Efek dari pengobatan ini sebenarnya tidak bertahan lama. Ada kemungkinan untuk dapat kembali normal setelah berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut.

 

Banyak maskapai penerbangan yang lebih menekankan pada tes warna merah atau hijau. Karena warna merah atau hijau merupakan simbol yang dapat menimbulkan potensi kekhawatiran bagi penderita buta warna adalah salah mengartikan sinar cahaya di taksi, landasan pacu, lampu VASI dan lampu posisi pesawat.

Sebagai contoh, pekerja di penerbangan seperti pramugari memiliki tugas untuk selalu menjaga keselamatan penumpangnya. Pramugari harus selalu sigap memencet tombol berwarna merah saat terjadi suatu kondisi darurat.

Sedangkan pilot dituntut untuk selalu fokus mengenai kondisi di luar pesawat baik itu dari keadaan cuaca langit atau pun segala rintangan seperti alat-alat yang dikemudikan. Apabila seseorang menderita buta warna bekerja di penerbangan, tentu saja akan membuat kacau atau berpotensi mengalami kekacauan atau kecelakaan dalam penerbangan.

Baca: 3 Aturan Naik Pesawat Saat Hamil

Bagi kamu yang ingin berkarir di dunia penerbangan, pastikan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kamu bebas penyakit dari buta warna atau tidak. Karena tes buta warna merupakan salah satu persyaratan yang wajib dilalui bagi para calon pekerja di maskapai penerbangan. Apabila kamu dinyatakan memiliki buta warna, tetap semangat dalam menggapai cita-cita. Raih kesempatan lain yang terbuka untukmu disesuaikan dengan passion dan skill-mu.

No Comments

Post A Comment