11 Jul Mengenal Belly Landing dalam Dunia Penerbangan
Mengenal Belly Landing dalam Dunia Penerbangan – Dalam dunia penerbangan ada istilah Belly Landing atau disebut dengan pendaratan perut, artinya pendaratan pesawat tanpa menggunakan roda penerbangannya, sehingga menggunakan bagian bawah pesawat atau perut pesawat sebagai media pendararatan.
Selama pendaratan perut pasti saja akan terjadi kerusakan ekstensif pada pesawat. Belly landing ini memiliki resiko pesawat dapat terbalik, hancur, bahkan bisa saja terbakar jika mendarat terlalu keras atau terlalu cepat. Sangat diperlukan akurasi yang tinggi untuk memastikan agar pesawat dapat mendarat selurus dan sejajar mungkin dengan tetap mempertahankan kecepatan udara yang cukup untuk mempertahankan kontrol.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan bahaya melakukan belly landing seperti arus angin yang kuat, kerusakan pada pesawat, visibilitas rendah, instrument yang tidak responsif atau kontrol yang rendah. Belly landing ini salah satu jenis kecelakaan pesawat yang paling umum, dan biasanya tidak fatal jika dilakukan dengan hati-hati.
Belly landing mengacu pada insiden di mana kerusakan mekanis membuat pilot tidak bisa mengeluarkan roda pesawat. Penyebab pendaratan gear-up paling umum adalah pilot yang lupa mengeluarkan roda. Pilot juga manusia yang tak luput dari yang namanya lupa.
Menurunkan landing gear merupakan bagian dari daftar proses pendaratan yang harus diikuti pilot. Daftar lainnya pun mencakup mengatur kontrol flaps, baling-baling dan berbagai kontrol dalam proses pendaratan itu sendiri. Bagi pilot yang disiplin biasanya mengecek daftar periksa semacam itu sebelum mendarat dan cenderung tidak melakukan kesalahan ketika mendarat.
Akan tetapi, ada saja beberapa pilot yang mengabaikan daftar periksa ini dan melakukan tugas berdasarkan ingatan saja. Sedangkan bisa saja kemungkinan akan lupa. Padahal hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan lupa menurunkan roda pendaratan. Bahkan bisa saja seorang pilot yang berhati-hati pun dapat beresiko lupa mengeluarkan roda karena mungkin terganggu dan lupa melakukan checklist pada proses pendaratan karena teralihkan oleh penghindaran tabrakan atau keadaan darurat lainnya.
Baca: Apa Itu Pushback?
Faktor penyebab lainnya terjadi belly landing adalah adanya kegagalan mekanis. Sebagian besar landing gear dioperasikan oleh motor listrik atau actuator hidrolik. Beberapa redudansi biasanya dilakukan untuk mencegah kegagalan dalam proses pendaratan.
Alat pendaratan biasanya memperoleh tenaga dari berbagai sumber, baik dioperasikan secara elektrik atau pun secara hidrolik. Jika sistem daya gagal, sistem penyiapan darurat selalu tersedia. Ini mungkin saja berbentuk pompa yang dioperasikan secara manual. Selain itu, mekanisme terbuka mekanis dengan melepaskan papan pengaman.
Proses tersebut memungkinkan roda pendaratan jatuh dan terkunci karena faktor gravitasi atau aliran udara. Sebenarnya ada banyak insiden semacam ini di dunia penerbangan. Salah satu contohnya adalah ketika sang pilot merasa terganggu oleh rusa di landasan pacu di Alaska sampai ia lupa menurunkan roda pendaratan.
Karena saking terlalu lama memperhatikan rusa-rusa tersebut, tanpa ia sadari pesawat semakin rendah dan terlambat mengeluarkan roda. Akibatnta pesawat tersebut mendarat dengan perutnya. Tak hanya itu, ada juga insiden yang terjadi karena akibat serangan kawanan burung camar tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Zhukovsky, Moskow dan pendaratan darurat tanpa roda tersebut terjadi tidak jauh dari Bandara Zhukovsky. Akibatnya mesin pesawat terbakar saat lepas landas.
Baca: Aturan Naik Pesawat Bagi Penderita Asma
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peristiwa belly landing ini dapat dicegah dengan ketelitian seorang pilot itu sendiri di samping faktor penyebab mekanis. Seorang pilot harus waspada dan hati-hati dan selalu ingat akan daftar checklis yang harus diperhatikan selama tugas agar tidak terjadi kecelakaan semacam belly landing.
No Comments