Social Comparison dan Alasan Mengapa Seseorang Melakukannya

Social Comparison

Social Comparison dan Alasan Mengapa Seseorang Melakukannya

Social Comparison dan Alasan Mengapa Seseorang Melakukannya – Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok kita dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang kita miliki, mulai dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter dan lain sebagainya.

Konsekuensi dari social comparison adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Melalui social comparison ini kita juga menyadari posisi kita di mata orang lain. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka bila kita tidak menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa social comparison ini adalah perilaku individu dalam upaya untuk membentuk diri, yang sangat difokuskan pada ranah kemampuan dan pendapat, serta bagaimana individu menggunakan orang lain untuk mengevaluasi diri dan memenuhi kebutuhan mereka dalam mencari tahu, serta mendapat pengetahuan dari diri mereka. Ada 3 motif yang mendasari seseorang untuk melakukan social comparison, diantaranya:

 

  1. Evaluasi Diri

Dengan motif evaluasi diri ini yang mendasari seseorang untuk mengumpulkan informasi mengenai kedudukan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Selain itu, dapat mengungkapkan bahwa seseorang memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.

Evaluasi diri ini merupakan satu-satunya motif yang berasal dari teori asli social comparison menurut Festinger. Menurutnya, bahwa seseorang memiliki dorongan untuk mengevaluasi pendapat dan kemampuan mereka melalui orang lain. Hal tersebut disebabkan tidak adanya standar eksternal yang objektif bagi dirinya untuk dapat menilai diri mereka.

Baca: Kesalahan yang Sering Dilakukan Fresh Graduate

 

  1. Perbaikan Diri

Perbaikan diri digunakan untuk mempelajari bagaimana cara memperbaiki karakteristik tertentu dalam diri individu atau untuk memecahkan suatu masalah. Ada pun salah satu alasan bagi seseorang untuk membandingkan dirinya dengan orang lain adalah untuk belajar lebih banyak tentang kemampuan mereka, sehingga mereka menjadi semakin baik dalam melakukan sesuatu hal.

 

  1. Peningkatan Diri

Peningkatan diri ini biasanya muncul ketika seseorang ingin melindungi harga diri mereka dan mempertahankan pandangan positif tentang diri ketika mereka berada dalam ancaman atau ketidakpastian. Jadi, dengan motif peningkatan diri dalam social comparison ini dimaksudkan khusus untuk meningkatkan harga diri atau konsep diri seseorang.

Jadi, dengan membandingkan diri atau social comparison merupakan tindakan yang dapat memicu rasa penyesalan dan tidak menerima keadaan serta menyalahkan keadaan diri sendiri sebab diri kita dibandingkan dengan orang lain untuk mencari kelebihan diri dan menginginkan diri lebih baik dari seseorang yang diamati.

Sebenarnya dengan membandingkan diri dengan orang lain ada hal positif dan negative yang dirasakan. Hal positifnya bisa menjadi termotivasi untuk menjadi lebih baik dengan melihat orang lain. Misalnya, kamu ingin seperti dia yang mampu meraih cita-cita yang tinggi.

Maka, di sini kamu bisa mengevaluasi diri kamu serta melakukan berbagai upaya untuk menggapainya juga. Memang, ada bagusnya juga kalau memang betul-betul tercapai dan sesuai dengan keinginan kamu. Akan tetapi beda ceritanya jika kamu membandingkan diri dengan orang lain, dan ternyata kamu ingin mengikuti orang tersebut dan hasilnya tidak sesuai ekspektasi.

Maka yang akan kamu rasa hanya ada rasa minder, kecewa, dan selalu menyalahkan diri sendiri dan seraya berkata “Kenapa saya tidak bisa menjadi seperti dia?”, “Kenapa saya tidak mampu mencapainya, sedangkan dia bisa padahal segala upaya sudah dilakukan semaksimal mungkin.” dan ucapan sebagainya yang pastinya akan mempengaruhi mental kamu.

Baca: Cara Menentukan Karir Profesional

Jadi, sebenarnya boleh saja membandingkan dengan tujuan untuk memotivasi dirimu. Tapi ada hal yang harus kamu ingat, setiap orang memiliki tujuan, jalan dan takdirnya masing-masing. Cukuplah untuk merasa bersyukur atas apa yang kamu miliki dan kamu lakukan saat ini. Setiap orang punya ‘nilai’ nya masing-masing dalam pandangan orang lain. Pastikan prinsip kamu untuk melakukan hal yang terbaik dengan versi terbaik dari dirimu tanpa adanya paksaan sedikitpun.

No Comments

Post A Comment